Selasa, 05 Juni 2012

Bahan ajar


Bahan Ajar          : Kelas XI
                                  Semester 1


Proses morfologis
Pendahuluan

          Jika kita belajar menulis, tentu saja tidak boleh melupakan unsur-unsur yang berkaitan dengan kebahasaan.
          Menulis tidak hanya mengelompokkan kata demi kata dari sejumlah kosakata, tetapi harus memerhatikan unsurun-sur lain, yaitu ketatabahasaan.
          Berkaitan dengan menulis kata-kata maka tidak akan lepas dari proses morfologis.

          Dalam Kamus Linguistik, Harimurti Kridalaksana menjelaskan morfem dengan pengertian ”satuan bahasa terkecil yang maknanya relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil”.
          Ilmu yang mempelajari seluk beluk morfem disebut morfologi.
          Morfem dibedakan menjadi dua, yaitu 1) morfem bebas dan 2) morfem terikat.
          Morfem bebas adalah morfem yang memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri dalam satuan kalimat.
          Morfem terikat adalah morfem yang tidak memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri dalam kalimat.
Morfem
Morfem berbeda dengan kata. Perbedaan antara morfem dan kata tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

 
       Morfem
Satuan gramatik yang paling kecil; tidak memiliki satuan lain sebagai unsurnya dan tidak memiliki arti.
Contoh:
-          Imbuhan: me(N)-, pe(N)-, ber-
-           juang, mayur, kerontang
-             Kata
-          Bentuk bebas yang paling kecil dan memiliki arti.

Contoh:
-          makan, minum, mandi, buku
Perhatikan kata bersaudara  yang dibentuk dari imbuhan ber- dan kata saudara, jadi kata bersaudara memiliki dua morfem, yang ber- (morfem terikat), dan saudara (morfem bebas). Contoh
Proses Morfologi
          Proses pembentukan kata seperti  di atas disebut proses afiksasi.
          Afiksasi adalah proses penggabungan afiks pada sebuah satuan, baik satuan itu merupakan bentuk tunggal atau bentuk kompleks (Ramlan, 1987:34).
Proses Morfologi
          Proses morfologi adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan benAfiksasi merupakan salah satu jenis proses morfologi. Proses morfologi  adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya.
          Kata yang sudah mengalami proses afiksasi sebagai berikut.
          dikumpulkan,  dipindahkan, dipublikasikan, humanisme, kebudayaan, kemahiran, kepakarannya, keunikannya, kreativitasnya, memutuskan, mendalami,  mengundurkan, meningkatkan, pendidikan, realisme
          tuk dasarnya.
          Pengertian yang lebih sederhana, proses morfologi adalah proses penggabungan dua morfem atau lebih.
          Proses morfologi dibagi menjadi tiga, yaitu
        afiksasi (proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar),
        reduplikasi (proses pembentukan kata ulang), dan
        Afiksasi merupakan salah satu jenis proses morfologi. Proses morfologi  adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya.
         Afiksasi
-         Kata yang sudah mengalami proses afiksasi sebagai berikut.
        dikumpulkan,  dipindahkan, dipublikasikan, humanisme, kebudayaan, kemahiran, kepakarannya, keunikannya, kreativitasnya, memutuskan, mendalami,  mengundurkan, meningkatkan, pendidikan, realisme
        komposisi (proses pembentukan kata majemuk).


Reduplikasi
          Reduplikasi adalah proses pengulangan satuan gramatik, baik sebagian atau seluruhnya; dengan variasi fonem atau tidak.
          Hasil dari proses reduplikasi adalah kata ulang.
          Perhatikan contoh kata ulang berikut!
        adik-adiknya
        bertubi-tubi
        bolak-balik
        hukum-hukum
        jasa-jasa
        lagu-lagu
        semata-mata
        syair-syair
Kata Ulang
          Kata ulang memiliki satuan yang diulang, yang disebut bentuk dasar.
          Untuk dapat menentukan bentuk dasar kata ulang, kamu perlu mengetahui karakteristik kata ulang. Ramlan (1987: 65-66) menyebutkan karakteristik kata ulang adalah sebagai berikut.
  1. Pengulangan kata pada umumnya tidak mengubah bentuk kata. Dengan demikian, kata dasar kata ulang memiliki kategori yang sama dengan katagori kata ulang tersebut.

 Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, proses pengulangan kata dibedakan menjadi
  1. pengulangan penuh, yaitu mengulang seluruh kata tanpa melakukan pengubahan;
Contoh: jalan-jalan, buku-buku, syair-syair
2.  pengulangan sebagian, yaitu mengulang sebagian dari bentuk dasar;
Contoh: berjalan-jalan, membaca-baca, dipukul-pukul
3.   pengulangan dengan kombinasi afiks, yaitu mengulang bentuk dasar secara penuh kemudian menambahkan afiks;
Contoh: kuda-kudaan, kereta-keretaan, ayun-ayunan
4.  pengulangan dengan perubahan fonem, yaitu mengulang bentuk dasar, namun salah satu fonem diubah.
Contoh: bolak-balik, serba-serbi, lauk-pauk, sayur-mayur.

        Akibat gempa kemari, rumah-rumah roboh rata dengan tanah.
        rumah-rumah kata benda
        rumah kata benda
Kata Ulang
Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa.
Contoh:
        mengejar-ngejar kata ulang
        mengejar kata dasar
Dalam penggunaan bahasa, kata mengejar lebih lazim digunakan dibanding ngejar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bentuk dasar mengejar-ngejar adalah mengejar.
Kata Majemuk
          Unsur-unsur yang membentuk kata majemuk tidak dapat dipisahkan, disisipi kata lain, atau diubah strukturnya.
          Kedua unsurnya merupakan unsur inti.
Contoh:
Mata kaki, kambing hitam, daun pintu, bunga desa, anak emas, buaya darat, sapu tangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar